Home > Anime

Malaysia Hendak Bangun Monumen Karakter Anime Kento Nanami, tapi Terhalang Hak Cipta

Ketua Komite Persatuan Negara, Pariwisata, dan Kebudayaan Malaysia, Leong Yu Man, pada konferensi pers Malaysia International Tourism (MIT) Expo 2024, mengatakan, salah satu kendala pendirian monumen itu adalah hak cipta.
  Nanami Kento dari Jujutsu Kaisen (Sumber Foto: MAPPA/Jujutsu Kaisen)
Nanami Kento dari Jujutsu Kaisen (Sumber Foto: MAPPA/Jujutsu Kaisen)

Kento Nanami adalah karakter pendukung utama dalam anime Jujutsu Kaisen. Dia adalah mantan siswa SMA Jujutsu Tokyo, yang menjadi adik kelas Satoru Gojo dan Suguru Geto. Nanami awalnya meninggalkan SMA Jujutsu setelah lulus untuk menjadi pegawai gaji, namun kembali empat tahun kemudian untuk terus bekerja sebagai ahli sihir jujutsu.

Saat bekerja sebagai penyihir SMA Jujutsu, Nanami menduduki peringkat kelas 1 dan beroperasi terutama di luar kampus Tokyo. Dengan perkenalan Satoru, ia juga menjadi mentor dekat Yuji Itadori .

Pada episode 42 anime Jujutsu Kaisen, sebelum kematiannya di serial tersebut, Nanami sempat mengungkapkan keinginannya untuk berkunjung dan menetap di Malaysia, khususnya Kuantan. Kemudian, pemerintah negara bagian Malaysia telah menyatakan minatnya untuk membangun tugu peringatan Nanami pada bulan Desember 2024 tahun lalu.

Malaysia akan segera membangun monumen karakter populer Jujutsu Kaisen, yaitu Kento Nanami. Tetapi sayangnya rencana tersebut tidak berjalan mulus.

Perwakilan Pariwisata Malaysia bertemu dengan penerbit anime pada bulan Januari 2024 lalu untuk menyampaikan ketertarikan Pemerintah Pahang Malaysia, berharap mendapatkan persetujuan pencipta untuk membantu mempromosikan pariwisata di Malaysia. Mereka pun mengundang penciptanya, yang bernama samaran Gege Akutami, untuk mengunjungi Pahang sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan Pahang kepada para penggemar anime, namun rencana ini tak berjalan mulus.

Ketua Komite Persatuan Negara, Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia, Leong Yu Man pada konferensi pers Malaysia International Tourism (MIT) Expo 2024), mengatakan salah satu kendalanya adalah hak cipta, sehingga mungkin untuk bisa mendapatkan izin dan memulai pembangunannya akan memakan waktu yang cukup lama, terutama guna menyelesaikan prosedur yang diperlukan terkait hak cipta.

(Damar Pratama Yuwanto/berbagai sumber)

× Image