RajaBackLink.com

Ilustrator Manga Kusuriya no Hitorigoto Minta Maaf atas Kasus Penggelapan Pajak



Gambar sampul novel ringan volume pertama

Ilustrator Manga Kusuriya no Hitorigoto, Erika Ikeda yang biasa dikenal sebagai Nekokurage meminta maaf pada penggemar karena melakukan penggelapan pajak senilai 47 juta yen (4,8 miliar rupiah) yang membuatnya menerima hukuman percobaan 10 bulan penjara dan denda 11 juta yen.

Kusuriya no Hitorigoto adalah manga dan seri novel ringan Jepang yang ditulis oleh Natsu Hyūga dan diilustrasikan oleh Touko Shino. Diterbitkan di Indonesia dengan judul The Apothecary Diaries. Novel ini diserialisasikan di situs web penerbitan novel Shōsetsuka ni Narō pada bulan Oktober 2011.

Pada tahun berikutnya, novel ini diakuisisi oleh Shufunotomo, yang awalnya menerbitkan seri sebagai novel dengan volume tunggal pada tahun 2012, dan kemudian pada tahun 2014 mulai diterbitkan lagi sebagai novel ringan . Novel ini telah menerima dua adaptasi manga pada tahun 2017, dengan satu diterbitkan oleh Square Enix di Monthly Big Gangan , dan satu lagi diterbitkan oleh Shogakukan dalam Monthly Sunday Gene-X .

Sebagai penebusan tindakannya dan menunjukkan rasa terima kasih kepada para pembaca yang masih setia menunggu karyanya meskipun dalam keadaan terpuruk. Nekokurage menyatakan untuk terus mengerjakan manga Kusuriya no Hitorigoto, 

Dikutip dari Wikipedia, manga ini berlatar di abad pertengahan Tiongkok, pelacuran adalah bisnis legal yang dilindungi pemerintah dan undang-undang. Maomao dan ayahnya membuka toko obat di wilayah lokalisasi. Pelanggan mereka tentu saja para pekerja seks dan para hidung belang. 

Maomao giat belajar toksikologi karena sejak kecil ia melihat banyak pekerja seks meninggal karena keracunan. Meski mendapat pertentangan dari bapaknya, Maomao selalu menjadikan tubuhnya sendiri sebagai media ujicoba racun. Maomao rajin mengigitkan ular-ular di tangannya agar dia dapat meneliti kekuatan bisanya. Maomao bahkan suka makan ikan buntal hanya untuk mencoba kandungan racunnya, Akibatnya Maomao hampir kebal akan semua jenis racun.

Besarnya di lokalisasi seperti itu membuat Maomao tidak pernah merasa aman pada laki-laki. Maomao yang semakin tumbuh besar menyadari bahwa banyak pria yang akan menculik wanita mana saja untuk bercumbu. Maomao pun mulai mentato wajahnya agar terlihat jelek dan tidak menutupi luka-lukanya agar pria meremehkannya. Naas, Maomao akhirnya diculik juga oleh para pria kurang terbuka. Beruntung, yang "membeli" Maomao adalah kasim istana yang sedang membutuhkan pelayan di kawasan selir. Kerja di istana juga tak bisa dikatakan sepenuhnya bagus. Sekali saja seorang pelayan berbuat kesalahan, riwayat mereka akan tamat. Ada yang dijual ke rumah bordil, ada yang dipulangkan, dan tak sedikit yang dipenggal. Maomao juga tidak pernah merasa bahagia bekerja di istana.

Maomao melihat kawasan selir tak ada bedanya dengan kawasan lokalisasi. Raja akan merampas siapa saja wanita yang dia suka untuk dijadikan selir. Tidak peduli wanita itu milik orang lain atau anak kecil sekalipun. Dan begitu raja bosan, para wanita akan membuang sampahnya yang layak. Maomao pun memilih untuk tidak pernah menonjol agar tidak diberi tugas yang besar. Namun, ketika kasus kematian para pangeran dan putri menggemparkan istana, 

Maomao tak bisa menahan diri untuk tidak melakukan penelitian. Walaupun Maomao tak pernah mengotopsi mayat pangeran dan putri, meski dia tak pernah memasuki istana utama, Maomao berhasil mengetahui alasannya. Karena Maomao tidak ingin dipuja-puji, dia hanya menuliskan surat kaleng bagi para pelayan untuk menghentikan penggunaan bedak yang ternyata mengandung merkuri. 

Namum karena Maomao lupa, bahwa selain dirinya, tidak ada pelayan yang bisa membaca dan menulis, dirinya pun dengan cepat ditangkap oleh Kasim. Untuk mengapresiasi jasanya, Kasim utama mengangkat jabatan Maomao menjadi pencicip makanan istana dan kebebasan sepenuhnya menggunakan gudang obat. Itu adalah pekerjaan berat tapi sangat cocok bagi Maomao yang mengeluarkan racun.

Semakin besar tanggung jawabnya dan semakin dia mencampurkan urusan istana, Maomao mulai menyadari di dalam istana cukup banyak "pembunuh" yang berkeliaran. Para jenderal saling membenci, para pelayan saling menghujat, dan sesama selir pun saling mengirim racun agar mereka berumur pendek. Setelah banyaknya kasus yang diselesaikan Maomao, Kasim Utama yang bernama Jinshi mulai jatuh cinta pada Maomao.

Kasim Jinshi selalu mencari kesempatan menggoda Maomao dan tak segan memberikan hadiah besar. Sayangnya Maomao tidak pernah membalas peran tuan Kasim. Selain karena Maomao punya perasaan sentimen dengan pria, si Kasim juga sudah tak berguna karena ia sudah dikebiri.

(Damar Pratama Yuwanto/berbagai sumber)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.