RajaBackLink.com

Sejarah Klasik Jepang: Zaman Asuka, Nara dan Heian

Pangeran Shōtoku  dari Zaman Asuka

Zaman Klasik adalah kurun waktu abad ke-8 Pra-Masehi sampai abad ke-5 Tarikh Masehi. Zaman klasik Jepang dimulai sekitar tahun 250 Masehi dan terbagi menjadi empat zaman: Zaman Kofun, Zaman Asuka, Zaman Nara, Zaman Heian.

Berikut adalah Timeline dari zaman Klasik Jepang mulau dari Asuka hingga Heian:

1. Zaman Asuka

Zaman Asuka berlangsung dari abad ke-6 hingga awal abad ke-8, sebelum Zaman Nara. Pada periode ini Jepang mengalami banyak perubahan signifikan ditandai oleh seni, arsitektur, agama Budha, dan perkembangan politik Yamato.

Sistem hukum Asuka kiyomihara dan Taiho ritsuryō yang mulai diberlakukan zaman sebelumnya dikaji kembali dan direvisi agar isinya sesuai dengan keadaan dalam negeri Jepang. Walaupun pelaksanaannya masih dalam tahap coba-coba, pada zaman ini Jepang sudah bertujuan menjadi negara hukum, sistem pemerintahan pusat dengan kekuasaan otokrasi di tangan kaisar. 

Selama Zaman Asuka, Jepang mulai mengadopsi pengaruh budaya dan agama dari Korea dan Cina. Penerimaan agama Buddha, yang diperkenalkan oleh misionaris dari Korea, memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Pembangunan kuil-kuil Buddha dan reformasi politik yang dipengaruhi oleh sistem administratif Cina mulai diterapkan.

Pada akhir Zaman Asuka, sistem pemerintahan Jepang mengalami transformasi besar melalui penerapan reformasi Taiho dan Yoro, yang memperkenalkan struktur administrasi baru dan memperkuat kekuasaan kekaisaran. Perubahan ini menyiapkan dasar bagi periode Zaman Nara yang akan datang.

2. Zaman Nara 

Zaman Nara (奈良時代, Nara jidai, 710–794) adalah salah satu zaman dalam pembagian periode sejarah Jepang yang dimulai ketika kaisar wanita Genmei memindahkan ibu kota kekaisaran ke Heijō-kyō (Nara) pada tahun 710, berlangsung selama 84 tahun hingga kaisar Kanmu memindahkan ibu kota ke Heian-kyō pada tahun 794. sekarang Nara, atas perintah Maharani Genmei. Kota Heijo-kyo dibangun meniru kota Chang’an (Xi’an) dari Dinasti Tang. 

Selama Zaman Nara, persaingan kekuasaan antara keluarga kekaisaran, biksu, dan bangsawan membatasi perkembangan politik. Akibatnya, ibu kota dipindahkan dari Heijo-kyo ke Nagaoka-kyo, dan kemudian ke Heian-kyo (Kyoto).

Fujiwara Nofuhito dianggap berperan besar dalam pemindahan ibu kota ke Nara. Nara dibangun mengikuti ibu kota Tiongkok di Chang'an. Nara dirancang sebagai kota pemerintahan dengan sebagian besar penduduknya merupakan pegawai pemerintah.


Pada periode ini, kekuasaan politik tidak hanya berpusat pada kaisar; bangsawan, shogun, militer, dan perdana menteri juga memainkan peran penting dalam politik Jepang.

3. Zaman Heian

Zaman Heian, yang berlangsung dari tahun 794 hingga 1185 Masehi, merupakan akhir dari periode klasik Jepang dan masa kejayaan kekaisaran dalam bidang sastra dan puisi. 

Selama periode ini, novel Hikayat Genji oleh Murasaki Shikibu ditulis, sekitar awal abad ke-11. Naskah puisi tertua seperti Man’yoshu dan Kokin Wakashu juga disusun. Selain itu, aksara kana, yang merupakan sistem tulisan asli Jepang, berkembang pesat.

Kekuasaan politik istana berpusat pada kuge, dengan klan Fujiwara menjadi salah satu klan terkuat. Di akhir periode Heian, muncul berbagai klan samurai yang kuat, seperti klan Taira, Minamoto, Tachibana, dan Fujiwara. Konflik antar klan terjadi menjelang akhir abad ke-12, dan setelah Perang Genpei, Jepang berada di bawah kekuasaan klan samurai dengan sistem pemerintahan militer di bawah pimpinan shogun.

 

(Damar Pratama Yuwanto/berbagai sumber)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.