Kalah Perang Karena Kecanduan Alkohol, Inilah Pertempuran Karnsebes Kisah Paling Konyol dalam Sejarah Dunia
Pemicu pertempuran ini adalah minuman beralkohol, yang mengakibatkan pasukan Austria memerangi satu sama lain menyebabkan Insiden baku tembak antara sesama tentara Austria (friendly fire).
Pertempuran Karánsebes adalah salah satu perang terkonyol di dunia karena terjadi di antara pasukan Austria sendiri. Pertempuran Karánsebes merupakan bagian dari Perang Austria-Turki (1788–1791) yang diduga terjadi pada malam hari tanggal 21-22 September 1788, selama Perang Austria-Turki (1788–1791).
Pada 1788, Kaisar Austria (Romawi Suci) Joseph II mengobarkan perang terhadap Kesultanan Utsmaniyah atau Turki Ottoman setelah gagal merebut Beograd di Serbia. Pada 21 September 1788,
Kaisar Joseph II sendiri menjadi panglima dan memimpin langsung pasukan yang terdiri dari berbagai kebangsaan seperti Serbia, Kroasia, Italia dan Slovakia.
Sekitar 100.000 pasukan yang dipimpin langsung oleh Kaisar Joseph II beristirahat di lembah Karansebes, yang kini masuk wilayah Rumania.
Kaisar Austria ingin menyelamatkan Hongaria yang terancam menyusul kekalahan Austria di Sungai Danube, tetapi dia harus maju menyongsong pasukan Turki sendirian karena sekutunya, Ratu Rusia Catherine II, yang terkenal sebagai Catherine yang Agung, sedang berurusan dengan saingannya Swedia pada periode itu.
Tentara Austria yang terdiri dari sekitar 100.000 orang, sedang mendirikan kemah di sekitar kota. Satu kontingen hussar (pasukan berkuda), menyeberangi Sungai TimiÈ™ untuk mengintai pergerakan tentara Utsmani.
Sedangkan Tentara Austria yang berjumlah sekitar 80.000 orang memasuki wilayah Utsmaniyah pada bulan September.
Tentara Austria kelelahan dan kehilangan semangat karena menderita berbagai penyakit tetapi akhirnya tiba di lembah Karansebes, yang sekarang dikenal sebagai kota Caransebe di Rumania.
Mereka mengetahui bahwa tentara Turki, di bawah komando Serdar- Ekrem (gelar yang diberikan kepada wazir yang bertindak sebagai panglima perang) Koca Yusuf Pasha, dekat dengan mereka.
Pada saat itu, tidak ada tanda-tanda keberadaan pasukan musuh, tetapi prajurit berkuda itu bertemu dengan sekelompok orang Roma, yang menawari mereka schnapps (sejenis minuman keras) kepada tentara yang kelelahan. Para pasukan kemudian membeli schnapps dan mulai minum-minum.
Orang-orang Roma menawarkan untuk menjual minuman keras dan perempuan kepada pasukan kavaleri ini dan setelah tawar-menawar singkat, mereka mencapai kesepakatan. Turun dari kuda mereka, anggota unit kavaleri mulai minum.
Kelompok tentara yang baru datang meminta kelompok kavaleri yang sedang minum-minum untuk berbagi minuman mereka tetapi Hussars tidak mau berbagi, yang akhirnya menyulut perkelahian antara kedua kelompok tersebut.
Segera setelah itu, beberapa infanteri menyeberangi sungai. Ketika mereka melihat pesta sedang berlangsung, para prajurit infanteri meminta miras pada pasukan hussar. Para prajurit berkuda menolak berbagi schnapps dan dalam keadaan mabuk, malah mendirikan benteng darurat. Terjadi pertengkaran sengit, lalu seorang tentara melepaskan tembakan.
Beberapa jam kemudian, unit tentara Rumania lainnya menyeberangi sungai. Mereka melihat prajurit berkuda mabuk di tanah.
Kemudian, prajurit berkuda dan infanteri saling menyerang satu sama lain. Selama pertikaian, beberapa tentara mulai berteriak, "Turci! Turci!" ("Turki! Turki!").
Para prajurit berkuda melarikan diri dari tempat kejadian, mengira tentara Turki sudah ada di depan mata. Sebagian besar infanteri juga ikut kabur; tentara itu terdiri dari orang-orang Austria, Serbia, Kroasia, orang Italia dari Lombardia serta etnis minoritas lainnya, di mana banyak dari mereka tidak dapat memahami bahasa satu sama lain. Para tentara yang bertikai kemudian lari ketakutan.
Situasi menjadi makin genting ketika petugas yang berniat melerai berteriak, "Halt! Halt!" (Hentikan! Hentikan!) yang disalahpahami oleh tentara yang tidak bisa bahasa Jerman sebagai "Allah! Allah!".
Ketika prajurit berkuda melarikan diri ke arah kamp, seorang komandan korps, Jenderal Artileri Colloredo, mengira bahwa itu adalah serangan kavaleri oleh tentara Ottoman dan mulai menembakkan artileri. Sementara itu, seisi kamp terbangun karena suara baku tembak dan segera melarikan diri. Pasukan menembaki hampir semua orang, mengira tentara Turki sudah ada di mana-mana; kenyataannya, mereka menembak sesama tentara Austria. Insiden itu memuncak di mana seluruh pasukan mundur dari tempat mereka, dan Kaisar Joseph II mendorong kudanya ke sungai kecil.
Dua hari kemudian, tentara Turki Utsmani baru tiba dan melihat tentara yang terluka beserta mayat bergelimpangan di medan perang. Dengan mudahnya, mereka dapat menguasai CaransebeÈ™.
(Damar Pratama Yuwanto/berbagai sumber)
Post a Comment