RajaBackLink.com

Inilah Penyebab Keruntuhan Dinasti Qing di Tiongkok

Foto: Peta Perluasan Wilayah Qing sekitar tahun 1820



Dinasti Qing dikenal juga dengan Dinasti Manchu merupakan dinasti terakhir kekaisaran Tiongkok yang berlangsung dari tahun 1644 hingga 1911/1912. Dinasti Qing didirikan pada 1636 oleh Suku Manchu untuk menunjuk rezim mereka di Manchuria, yang sekarang adalah wilayah Timur Laut Cina.

Pada 1644, ibu kota China di Beijing direbut oleh pemimpin pemberontak Li Zicheng. Karena putus asa Pejabat dinasti Ming meminta bantuan bangsa Manchu yang akhirnya malah memerintah China selama berabad-abad.

Di bawah Qing wilayah kekaisaran berkembang menjadi tiga kali lipat ukurannya di bawah Dinasti Ming sebelumnya (1368-1644), populasi tumbuh dari sekitar 150 juta menjadi 450 juta, banyak minoritas non-Cina di dalam kekaisaran Sinicized, dan sebuah ekonomi nasional yang terintegrasi didirikan.  

Menjelang akhir kekuasaan Dinasti Ming, pemberontakan menjadi hal yang biasa di seluruh penjuru China. Pasukan Manchuria dari Asia timur laut pun turut melawan tentara Ming sejak 1616 dan menduduki beberapa kota di perbatasan utara China. Pada 1636, Huang Taiji, yang merupakan keturunan Wangsa Aisin-Gioro mendeklarasikan berdirinya Dinasti Qing.

Pada tahun 1644 Li Zincheng menggulingkan Dinasti Ming dan saat itu Hong Taji dari Manchu di Utara cuma menumpas pemberontakan Li Jincheng atas nama Dinasti Ming karena tembok besar dibuka salah satu Jendral Ming.

Namun, masih di tahun yang sama, pasukan Manchu melakukan invasi besar-besaran ke Beijing dan untuk mengalahkan Li Zicheng. Setelah itu, Dinasti Qing mulai berkuasa dan menyatakan sebagai pengganti Dinasti Ming

Sebagai bekas negara bawahan Dinasti Ming yang sekarang menguasai wilayah wilayah Ming mereka langsung mendeklarasikan dirinya sebagai Dinasti baru yang mendapat mandat dari kaisar Giok

Setelah Beijing jatuh ke tangan pemimpin pemberontakan bernama Li Zicheng pada 1644, kaisar Ming terakhir, Chongzhen, memilih untuk bunuh diri. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Ming dan Li Zicheng mendirikan Dinasti Shun.

Pada abad ke-19, Dinasti Qing mengalami kemunduran yang signifikan disebabkan oleh kebijakan isolasi, Dinasti Qing dijuluki sebagai Sick Man Of Asian karena sangat lemah dan tertinggal.  invasi Manchu, dan ketidakmampuan dalam modernisasi teknologi dan pemerintahan. Kehadiran Dinasti Qing, yang dianggap asing oleh sebagian etnis Han, menciptakan ketidakpuasan dan pemberontakan di seluruh Tiongkok.

Selain itu, kekurangan dalam pengembangan angkatan laut, kelemahan bubuk mesiu, serta ketidakmampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman turut menyumbang pada kelemahan dan kekalahan mereka dalam perang Candu. Dinasti Qing yang korup di abad ke-19 sangat berbeda dengan masa kejayaan di masa sebelumnya, terutama pada zaman Kangxi, Qianlong, dan Yuzheng.

Pertama, terjadi ledakan penduduk sebanyak empat kali lipat antara tahun 1700 dan 1840 sehingga mengakibatkan berkurangnya lahan per kapita. Kondisi ini juga menyebabkan warga pedesaan menjadi lebih miskin.

Kedua, meningkatnya persaingan untuk mendapatkan posisi elit sehingga banyak lahir pengangguran. Kondisi yang menurut para peneliti sangat mirip dengan permasalahan mayoritas negara-negara di dunia sekarang.

Bedanya, pada era Dinasti Qing peningkatan jumlah pelamar kerja tidak sebanding dengan kuantitas lulusan akademis tertinggi. Pada tahun 1796 jumlah akademis atau sarjana berada pada titik terendah.

Sebenarnya kemunduran Tiongkok di zaman Dinasti Qing tak bisa disalahkan sepenuhnya  pada Etnis Manchu yang sering dianggap sebagai Dinasti Asing dan penjajah barbar layaknya suku Xiongnu lain yang barbar, mereka jago berperang, jago bela diri tapi sangat buruk dalam pemerintahan, admistrasi dan sains.

Dinasti Qing sendiri hanya mengklaim mandat Langit sebagai legitimasi kekuasaan di Tiongkok dan meneruskan kebijakan Isolasi di zaman Dinasti Ming. Sangking Korupnya Dinasti Qing tak mampu membuat senjata apinya sendiri bahkan pedang yang harusnya terbuat dari besi malah dibuat dari tembaga yang harganya murah, alhasil Pasukan Dinasti Qing yang jumlahnya berkali-kali lipat harus menderita kekalahan di tangan Jepang dalam Perang Tiongkok-Jepang Pertama.

Selain memaksa etnis Han memakai gaya rambut Manchu yang jelek kebijakan Isolasi yang mereka terapkan membuat teknologi mereka tak bisa modernisasi, yang paling buruk karena luas mereka yang besar dan tak ada ancaman kerajaan Asia di sekitarnya mereka jadi takabur dan tak mau mengembangkan angkatan Lautnya hingga kalah dari Bangsa Eropa dan Jepang.

 

Sumber:

https://dunia.tempo.co/read/1674689/kilas-sejarah-dinasti-qing-kekaisaran-terakhir-di-tiongkok

https://www.insertlive.com/lifestyle/20230925230049-210-320015/penyebab-utama-runtuhnya-dinasti-qing-di-china-setelah-250-tahun-berkuasa

 


(Damar Pratama Yuwanto)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.