Alasan Live Action Anime Seringkali Gagal di Pasaran
Poster Live Action Death Note 2015.
Melakukan adaptasi terhadap berbagai judul animasi dalam bentuk live action sebenarnya merupakan sesuatu yang sangat berisiko. Tidak semua adaptasi live action anime yang dilakukan oleh industri film Barat berhasil dan meraih kesuksesan, sebagian besar justru gagal total.
Dalam beberapa tahun belakangan banyak rumah produksi yang memutuskan untuk menghadirkan proyek adaptasi dari berbagai judul animasi populer untuk kemudian dihadirkan dalam bentuk live action. Bukan hanya film, berbagai TV series pun melakukan hal yang sama.
Mayoritas dari proyek adaptasi live action tersebut harus mengalami kegagalan. Ada beberapa alasan mengapa adaptasi live action selalu gagal. Apa saja?
Ada beberapa alasan mengapa beberapa live action adaptasi anime tidak selalu berhasil:
1. Kesulitan dalam adaptasi
Anime sering kali memiliki elemen visual yang spektakuler dan cerita kompleks yang sulit untuk direalisasikan dalam format live action. Penggemar anime sangat terikat dengan gaya artistik dan keunikan anime tersebut, sehingga sangat sulit untuk menangkap esensinya dalam bentuk live action. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa adaptasi live action selalu gagal.
Banyak fans yang selalu mengkritik proyek adaptasi live action tentang bagaimana alur cerita dalam proyek tersebut berbeda dengan versi aslinya. Contoh nyata dari hal ini adalah dua film Scooby-Doo di tahun 2002 dan 2004, serta yang paling fenomenal adalah kegagalan proyek film Death Note.
2. Perbedaan budaya
Anime adalah produk budaya Jepang yang memiliki nuansa dan nilai-nilai yang berbeda dengan Hollywood atau industri film barat lainnya. Ketika adaptasi dilakukan oleh studio barat, sering kali ada kesenjangan budaya yang sulit diatasi. Hal ini bisa mengakibatkan hilangnya elemen penting dari anime aslinya yang membuatnya menarik bagi penggemar.
3. Tantangan dalam pemilihan pemeran
Karakter-karakter anime sering kali memiliki penampilan dan kepribadian yang sangat khas. Menemukan aktor atau aktris yang dapat memenuhi harapan penggemar dan mewujudkan karakter tersebut dalam kehidupan nyata bisa menjadi tugas yang sulit. Jika pemeran tidak sesuai dengan ekspektasi penggemar, hal ini bisa merusak pengalaman menonton.
4. Keterbatasan waktu dan anggaran
Beberapa adaptasi live action anime mungkin terbatas oleh anggaran atau batasan waktu produksi yang ketat. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas produksi yang rendah atau perubahan signifikan dalam cerita yang tidak diterima oleh penggemar.
5. Harapan yang terlalu tinggi
Anime sering kali memiliki basis penggemar yang sangat antusias dan setia. Ketika sebuah adaptasi live action diumumkan, harapan penggemar seringkali sangat tinggi. Jika film tersebut tidak memenuhi harapan yang tinggi ini, maka akan dianggap sebagai kegagalan.
Meskipun demikian, tidak semua live action anime gagal. Beberapa adaptasi seperti "Rurouni Kenshin" dan "Your Name" telah berhasil mendapatkan pujian kritis dan meraih kesuksesan komersial. Dalam beberapa kasus, adaptasi yang sukses didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang materi sumber dan komitmen untuk menghormati inti dari anime tersebut.
(Damar Pratama Yuwanto)
Post a Comment