Anime-Anime yang Semakin Lama Dianggap Overratted oleh Penggemar

Anime Fairy Tail

Overrated bermakna 'dibesar-besarkan' atau 'dilebih-lebihkan'. Ini adalah ejekan penggemar anime pada anime yang tidak mereka sukai atau sekadar mengkritik anime yang dimaksud dalam berbagai aspek. Banyak penonton yang beranggapan secara subjektif jika suatu anime tak layak mendapatkan penghargaan atau popularitas yang mereka miliki karena kualitas anime yang buruk. Tak jarang kata ini dijadikan alat yang tak sehat untuk menghina antar fandom anime shounen

Berikut 5 Anime yang dianggap Overrated oleh fans menurut Jedadulu.Com

1. Fairy Tail

Banyak Fans yang mengangap Cerita Fairy Tail Klise khas ala Genre Shonen.Komedinya garing. Ceritanya makin lama makin absurd, Terlalu banyak fan service. Yang membuat anime ini banyak penggemarnya, ya karena fan service-nya, bukan ceritanya yang bagus.Beberapa karakternya tidak asli, nyontek dari Rave Master. Memang sih mangakanya sama, tapi kok gini-gini amat, sampai dipersiskan. Bahkan hal-hal kecil sekalipun. Banyak penggemarnya Rave Master kepanasan dengan Desain Karakter Fairy Tail.Sebenarnya FT ini konsepnya lumayan tapi makin ke belakang, makin menurun kualitasnya secara utuh. Di sini karakternya rerata statis, kecuali mungkin Erza, Gray, dan Jellal (Kana kalau doi mau dihitung main cast). Sebenarnya ini bisa dikatakan, manga yang menang artistik doang dan sisanya average. Konsep awal bagus jadi kurang, plot standar, filosofi jelas cuma 'FRIENDSHIP' diulang berkali-kali dan Character Developmentnya lebih cenderung minus karena sama sekali tidak realistis. Dasarnya cuma 'OH FRIENDSHIP' terus insaf. Paling nggak Naruto ada Talk no Jutsu sama Flashback no Jutsu nya. Oh ya, minus 1 karena kebanyakan Fanservice di saat yang ga tepat.

2. Black Clover

Untuk Anime ini tak perlu banyak yang harus disampaikan,sejak rilis di tahun 2017 Anime ini sudah sering menjadi bahan cibiran Warganet karena Alur ceritannya Mirip Naruto dan memiliki konsep sihir yang sangat mirip Fairy Tail.Karakter Asta pun dianggap mirip Luffy di One Piece,meskipun begitu ini adalah anime shounen paling populer yang mengangkat kembali Genre dan Plot Shounen Klasik membuat banyak penggemar bernostalgia.

3. Kimetsu No Yaiba
 
Banyak penonton yang beranggapan Anime ini beruntung mendapat studio ufotable yang ahli dalam menggarap animasinya. Tidak heran ini menjadi daya tarik yang besar bagi para fans.

Yang biasa saja adalah ide ceritanya. Mainstream banget. Tipikal genre shounen ya begitu jadi mau bagaimana lagi. Idenya adalah sekelompok hero vs sekelompok villain dan sudah jelas sekali siapa hero siapa villain. Tidak ada tipu muslihat. Selain itu kelompok heronya juga cuma satu, kelompok villainnya juga cuma satu. World buildingnya sempit sekali.Alurnya juga mainstream, ketemu villain babak belur power up ketemu villain. Cabang alur cuma flashback karakter dan itupun biasanya tidak akan berpengaruh banyak pada alur cerita utama. Sebenarnya meskipun idenya mainstream, kalau alurnya mantap tidak straight forward sih bisa saja jadi tidak boring.

4. Bokuno Hero Academia

Konsepnya sama dengan beberapa anime Shounen diat, sekelompok hero vs sekelompok villain. Cuma BnHA world buildingnya lebih baik. Tokoh utamanya juga terkesan membosankan dan awal kejadian ceritanya menurut banyak fans agak klise. Sama seperti Tanjiro yang signifikan terlihat dari Deku bagi para fans nyinyir adalah power upnya tapi character developmentnya kurang. Kalau saja dia mendapat konflik batin yang lebih ditegaskan di animenya, konflik yang menyebabkan hatinya goyah, kehilangan tujuan dan jatuh pada suatu titik.

5. Tokyo Revengers

Banyak Penonton yang mengangap jika Konsep time leap yang ada di Anime ini  super ngaco dan tidak berdasar; bagaimana orang yang sudah mati menolong orang saat sudah jatuh di dalam kereta, apalagi tidak ada butterfly effect atas hal ini, saya awalnya merasa bahwa memang itu mungkin kesalahan, tapi setelah eksplanasi Naoto itu, saya merasa bahwa ini adalah sebuah aneh, tapi yaudahlah satu mungkin kesalahan yang bisa dimaklumi.

 

(Damar Pratama Yuwanto)