Kuat Mana, Tanjiro atau Midoriya?
Tanjiro Kamado Vs Izuku Midoriya (foto: tangkapan layar youtube) |
Tanjiro Kamado adalah protagonis utama dalam seri Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Setelah keluarganya dibantai oleh iblis dan adiknya, Nezuko, diubah menjadi iblis, Tanjiro memutuskan untuk menjadi seorang demon slayer untuk mengubah kembali adiknya menjadi manusia dan balas dendam atas apa yang terjadi kepada keluarganya.
Sejauh ini, Tanjiro memang sudah dikenal sebagai demon slayer yang cukup berbakat. Hingga seri anime berakhir, diketahui bahwa Tanjiro menguasai dua teknik, yaitu teknik pernapasan air dan teknik pernapasan matahari. Terlepas dari kemampuan berpedangnya, Tanjiro memiliki kekuatan dan kemampuan yang membuatnya menjadi sosok yang kuat.
Adapun Izuku Midoriya juga dikenal sebagai Deku, adalah protagonis utama My Hero Academia. Meskipun lahir tanpa Quirk, ia berhasil mendapat perhatian pahlawan legendaris All Might karena kepahlawanannya dan sejak itu menjadi murid dekatnya dan juga seorang siswa di SMA U.A.
Kedua karakter ini memiliki kemiripan. Ketika karakter Shounen lain digambarkan semangat dan kekanak-kanakan, mereka berdua digambarkan sebagai karakter yang bersifat lebih dewasa dan bertanggung jawab. Bagaimanakah jika kedua karakter ini saling berhadapan? Ayo kita buat skenarionnya.
Perbandingan power level terkuat Deku vs Tanjiro
Manga Kimetsu no Yaiba (KNY) sudah berakhir namun Boku no Hero Academia (BNHA) belum. Sayangnya power level dari Tanjiro hampir mustahil untuk meningkat karena manganya sendiri sudah tamat, sedangkan Deku yang sejak awal power levelnya lebih tinggi dari Tanjiro masih bisa meningkat hingga ia bisa menjadi Pure-Hero seperti All Might
Namun power level hanya menghitung tenaga dan kekuatan super setiap karakter fiksi. Faktor-faktor lain seperti kecerdasan, situasi, kemampuan suatu tokoh untuk beradaptasi dan melawan musuhnya bahkan keberuntungan, tak dihitung dengan baik di power level. Jadi, kemenangan kedua tokoh tak hanya akan ditentukan oleh power level.
Kalau dilihat-lihat tantangan menjadi Demon Slayer di dunia Kimetsu No Yaiba lebih besar daripada menjadi superhero di universe BNHA. Di BNHA, manusia super hanya melawan manusia super yang kekuatannya setara dengan mereka. Sedang KNY harus melawan monster yang memiliki kekuatan lebih superior dibandingkan manusia. Korban jiwa KNY pun sangat banyak dan sangat berbeda dengan BNHA yang hampir tak ada karakter utama yang mati.
Karena melihat superhero di BNHA lebih mudah mengalahkan penjahat daripada para pemburu iblis yang bercucuran darah atau melihat banyak korban jiwa, banyak penonton yang menganggap jika Deku sudah pasti jauh lebih kuat karena daripada Tanjiro yang kesulitan menghadapi satu atau dua iblis saja. Penonton cenderung terpukau dengan spesifikasi power level BNHA dan menganggap remeh para Hashira di Demon Slayer.
Namun tak menutup kemungkinan jika power level di dunia BNHA memang lebih tinggi ketimbang Demon Slayer, mengingat BNHA cenderung mengarah ke fantasi sc-fi atau fiksi ilmiah yang berhadapan pada musuh yang memiliki senjata modern, sedangkan Demon Slayer lebih bergenre horor dan fantasi gelap. Tingkat teknologi dan kekuatan super BNHA lebih tinggi daripada menghadapi Iblis di zaman Taisho Jepang. Beberapa adegan di BNHA melibatkan penghancuran kota, sedangkan para iblis pandai menyembunyikan identitas dan dianggap sebagai mitos.Apa yang dilakukan iblis di KNY tidak mengakibatkan kerusakan parah yang menarik perhatian pemerintah.
Para penjahat di BNHA bisa membuat angkatan bersenjata di universenya kocar-kacir dan harus membuat super hero turun tangan, sedangkan Muzan, iblis terkuat di dunia KN, berusaha menyembunyikan identitasnya sebagai iblis bahkan pada anak dan istrinya. Muzan juga mengalihkan perhatian Tanjiro dan polisi dengan mengubah orang yang lewat menjadi iblis.
Teknologi di KNY tepatnya zaman Taisho masih teknologi awal abad ke-20, tepatnya sezaman dengan Perang Dunia I, sedangkan BNHA ada di masa kini atau malah menjurus ke masa depan dengan teknologi persenjataan yang jauh lebih maju. Jelas, penjahat di BNHA lebih kuat daripada iblis di KNY yang takut dengan keramaian dan cenderung pengecut serta takut pada senjata buatan manusia.
Sepertinya kekuatan One For All (OFA) masuk akal dipikirkan secara ilmiah seperti dengan mewariskan kekuatan OFA. Deku mewarisi DNA All Might setelah memakan rambutnya. Namun kekuatan Tanjiro mengeluarkan air dan api tetap lebih terlihat seperti sihir. Meskipun penulisnya menggambarkan kekuatan Tanjiro berasal dari teknik pernafasan dan tenaga dalam manusia, tidak semua manusia di dunia Tanjiro memiliki kekuatan karena kemampuan itu didapatkan melalui latihan keras bukan diwarisi seperti Deku.
Intinya kekuatan Tanjiro bisa dipelajari semua orang, sedangkan kekuatan Quirk di dunia BNHA di dapat melalui pewarisan genetik atau sudah didapatkan sejak lahir. Saya
kurang paham apakah semua jenis Quirk diwariskan seperti kasus Torodoki
karena Deku sendiri QurikLess meskipun orang tuanya memiliki Quirk.
Meskipunn Deku menjadi pemegang One For All kesembilan, tak serta merta
tujuannya menjadi pahlawan super tercapai dengan mudah. Ia harus berusaha
keras sama seperti Tanjiro. Kekuatan OFA Deku
sebenarnya lebih kuat dari generasi sebelumnya. Namun tubuhnya yang
awalnya ringkih harus beradaptasi dulu terhadap kekuatan luar biasa
ini. Yang menarik dari penumpukan kekuatan One For All adalah bukan hanya power boost saja yang meningkat ke setiap generasi.
Pemilik One For All bisa memindahkan kekuatan OFA ke orang lain dengan menyerahkan bagian tubuh mereka ke calon pengguna baru. Bagian tubuh ini diharapkan memiliki DNA si pengguna One For All sebelumnya. Jadi bisa rambut, bisa juga darah. Bila dilihat dari kasus All Might, pemilik One For All sebelumnya masih memiliki kekuatan setelah pemindahan ini. Tapi lambat laun, kekuatan One For All akan sepenuhnya lenyap dari pengguna sebelumnya.
Dari kekuatan ini adalah Deku harus rela kekuatannya dipindah. Bila ia tidak rela, maka One For All tidak berpindah. Ini terbukti saat darah Deku dijilat Stain, dan Stain tidak mendapat OFA. Himiko Toga pun pernah mengamankan darah Deku dan sempat berubah jadi Deku, tapi ia tidak mewarisi kekuatan OFA.
Deku tidak bisa melakukan serangan tanpa meninju atau serangan tak langsung dari jarak jauh seperti Todoroki dan Bakugo. Adapun Tanjiro masih memiliki lebih seperti serangan alami dengan menggunakan pedang dan kecepatan dan sebagainya. Tapi, dia juga memiliki teknik dan serangan pernapasan air, jadi dia juga kuat. Lagipula, dia telah mengalahkan banyak iblis.
Tanjiro menguasai jurus pernapasan air dan memiliki pedang Nichirin berwarna hitam. Nantinya, Tanjiro pun memiliki teknik pernapasan matahari, yang merupakan induk dari segala jurus. Zenitsu terlihat lemah namun mampu mempraktikkan teknik pernapasan petir. Dia memiliki kecepatan sangat tinggi dalam bertarung. Pernafasan air adalah teknik yang diajarkan ke Tanjiro oleh Urokodaki di awal Kimetsu no Yaiba. Hanya orang tertentu saja yang dapat menggunakan teknik pernapasan ini. Bahkan ketika Rengoku Si Pilar Api bertemu dengan Tanjiro, dirinya langsung mengenali kalau Tanjiro adalah pengguna 'Pernapasan Matahari' karena anting Hanafuda yang ia pakai.
Untuk urusan kekuatan nampaknya Deku menang dari Tanjiro karena mewarisi semua Quirk pendahulu One For All. Namun dalam keahlian bersenjata dan kesabaran, Tanjiro tetap lebih unggul. Dengan kemampuan berpedangnya, tingkat akurasi Tanjiro lebih tinggi daripada Deku. Misalkan ada seseorang yang memperoleh One For All. Jika orang itu sudah punya Quirk duluan, tidak seperti All Might dan Deku, maka Quirk itu bisa digunakan bersama dengan OFA. Saat orang itu mewariskan OFA, maka Quirk si orang itu juga akan diwariskan ke pemegang OFA selanjutnya.
Sebelum Deku, ada delapan pengguna One For All. Satu adalah saudara One For All (dengan Quirk bawaan transfer kekuatan, yang kemudian jadi kunci pewarisan OFA), satunya lagi adalah pemilik Quirk Black Whip.
Demon Slayer Mark adalah tanda khusus yang muncul di tubuh seorang pembasmi iblis. Di generasi Tanjiro, Tanjiro adalah yang pertama membangkitkan tanda ini. Tanda itu bangkit di Red Light District. Setelah itu, para pembasmi iblis lain pun mulai memiliki tanda tersebut. Mulai dari Uzui, Mitsuri, Tokito, dan lain-lain.
Meski begitu, Tanjiro memiliki kemampuan mencium bau yang menyengat seperti darah dari jarak ratusan meter. Tanjiro juga memiliki kemampuan untuk mengingat bau dengan sangat cepat, yang dibuktikan saat dirinya mencari jalan pulang di Gunung Sagiri di ujian pertamanya bersama Sakonji Urokodaki. Kemampuannya ini akan sangat menentukan. Akurasi Tanjiro dalam menebas tubuh Deku yang sangat cepat. Bahkan, sebelum dirinya menjadi seorang demon slayer, Tanjiro sudah dikenal memiliki penciuman yang tajam. Tak hanya dapat membedakan bau manusia dan bau makhluk lain, Tanjiro juga mampu membedakan bau setiap orang dengan mudah.
Sejauh ini, tampaknya, belum ada orang atau Oni yang dapat mengalahkan kekerasan kepala Tanjiro. Kepala Tanjiro terbukti cukup keras untuk membuat Oni pingsan. Tanjiro juga pernah menggunakan kepalanya untuk menenangkan Inosuke yang memakai topeng kepala babi, yang akhirnya membuat Inosuke pingsan dengan darah di kepalanya.
Terakhir, Tanjiro juga pernah menyerang Sang Pilar Angin, Sanemi Shinazugawa, saat Sanemi mencoba melukai Nezuko. Sementara Sanemi menggunakan pedang, Tanjiro dapat dengan begitu saja menjatuhkan sang Pilar hanya dengan menggunakan kepalanya.
Lima anak yang lulus ujian terakhir di generasi Tanjiro berhubungan dengan panca indra. Zenitsu pendengarannya tajam, Kanao punya mata yang istimewa, Inosuke punya indra sentuh yang hebat. Genya kemampuannya berhubungan dengan mulut, di mana ia memperoleh kemampuan dengan memakan iblis. Kalau Tanjiro ini kemampuan istimewanya di penciuman. Penciuman Tanjiro tajam dan kadang bahkan seperti bisa mencium emosi dari para iblis.
Meski begitu Deku juga memiliki kekuatan yang dapat meningkatkan tingkat akurasinya, Float adalah Quirk yang tadinya dimiliki Nana Shimura, pengguna One For All ketujuh. Quirk ini memungkinkan penggunanya untuk terbang. Dipadukan dengan penumpukan kekuatan, plus Blackwhip, saat Deku menggunakannya, variasi serangannya jadi bertambah. Danger Sense ini kekuatan dari pengguna One For All keempat. Sejauh ini, kekuatan ini ternyata fungsinya mirip Spider Sense milik Spider-Man. Deku jadi bisa merasakan bahaya. Deku merasakan bahaya ini dengan sensasi menusuk di kepala, yang pastinya agak tidak nyaman.
Namun sekuat apapun FullCowlnya belum tentu Deku mampu menghadapi Raja Iblis Baru Tanjiro dengan mudah. Jika Deku tak mengetahui kelemahan Iblis seperti Tanjiro, saya rasa dia akan kesulitan menghadapi Tanjiro yang sudah dirasuki Muzan. Serangan normal tak akan mempan karena berbeda dengan iblis lainnya Muzan yang merasuki tubuh Tanjiro tak bisa dibunuh dengan ditebas lehernya dan hanya mati jika terkena matahari. Karena itulah Muzan bereksperimen dengan Nezuko yang kebal matahari agar bisa menjadi mahluk abadi yang tak memiliki kelemahan.
Deku bisa saja menggunakan Blackwhip senjata yang dapat ia gunakan untuk menghadapi Katana Tanjiro. Teknik ini memungkinkan Deku menciptakan sulur hitam, yang dapat ia gunakan untuk berbagai fungsi, mulai dari menyerang hingga mengamankan penduduk. Deku bisa menang. Tanjiro kuat, cepat, dan keterampilan pedangnya luar biasa, tetapi intinya adalah Deku dan terbang, membuat serangan bertekanan udara dan menyodok dengan cambuk hitamnya.
Deku juga cepat dan dapat dengan mudah meninju Tanjiro. Mungkin Tanjiro melihat Deku melesat ke arahnya dan memotong tangan Deku. Tapi, Deku bisa menggunakan cambuk hitam sebagai pengganti tangannya. Dia bisa melempar smash yang kuat dan kemungkinan besar akan menang.
Jangan remehkan Deku, meski dalam kondisi buruk dia tidak pernah menyerah dan akan menang dengan kecerdasannya. Deku dengan mudah dapat menganalisa semua serangan musuh dengan cepat. Ia terbiasa bergumam seperti ketika menghadapi Al Might ataupun Bakugo. Ia mampu mengukur jumlah energi yang dia miliki dan memperkirakan strategi yang dibutuhkan untuk menghadapi lawan-lawannya dengan sisa tenaga yang ia miliki.
Kecerdasan Tanjiro sebenarnya sudah terlihat bahkan saat seri ini pertama kali dimulai. Hal ini ia buktikan saat dirinya pertama kali bertemu dengan Giyu Tomioka, Sang Pilar Air. Saat itu, Giyu bertarung dengan Tanjiro ketika dirinya akan melakukan tugasnya sebagai demon slayer yaitu membunuh Nezuko yang sudah berubah menjadi Oni.
Menyadari perbedaan kekuatan yang cukup jauh, Tanjiro mengetahui bahwa dirinya tidak dapat mengalahkan Giyu dengan cara yang biasa. Maka dari itu, Tanjiro menyerang Giyu dari depan untuk mengalihkan perhatian Giyu, sementara dirinya secara diam-diam melemparkan kapak ke arah Sang Pilar.
Tentang Deku, dia memiliki lebih banyak serangan non-alami, dan mereka kuat, jadi dia akan menang. Dia punya kecepatan, serangan, blackwhip (yah dia hanya bisa berdiri di suatu tempat dan menggunakannya), pukulan dengan serangan, tentu saja dia akan menang.
Tapi mereka bahkan tidak akan melawan, mereka malah saling berpelukan kecuali mungkin ketika Tanjiro dirasuki Muzan dan Deku berusaha melawan Muzan dan membebaskannya dari pengaruh iblis.
Mereka adalah karakter yang lembut, melankolis, dan mudah menangis berbeda dengan kebanyakan tokoh anime Shonen lain yang semangat, cerewet, dan sampai teriak-teriak menyatakan mimpinya pada semua orang selayaknya Naruto atau Asta di Anime Black Clover. Mereka berdua memiliki perasaan empati dan saling memahami yang sangat kuat. Apalagi mereka tak memiliki alasan apapun untuk bertarung. Mereka juga bukan orang yang suka memamerkan atau membanding-bandingkan kekuatannya seperti Naruto dan Sasuke. Tanjiro berlatih bukan untuk mencapai suatu prestasi atau kedudukan seperti Naruto ataupun Asta.
Tanjiro hanya ingin menjaga adiknya dan bertahan hidup. Mungkin jika yang diadu adalah Inosuke, teman Tajiro melawan Bakugo, rekan Deku, itu masih cukup masuk akal. Deku memang memiliki impian yang tinggi untuk menjadi seperti All Might tapi motifnya bukan untuk diakui orang-orang sekelilingnya seperti Asta ataupun Naruto. Naruto ingin menjadi Hokage ketika Iruka mengatakan jika orang yang paling dihormati di desa adalah Hokage. Deku ingin menjadi pahlawan karena ia sangat mengagumi All Might sejak kecil bukan karena pengaruh siapapun.
Meski Deku diremehkan karena tak memiliki Quirk impiannya untuk menjadi seperti All Might sudah ada jauh sebelum itu. Bahkan ketika ia didiagnosa tak memiliki Quirk ia sangat depresi.
Baik Deku maupun Tanjiro nampaknya memiliki sisi gelap di balik sifat mereka yang lembut karena masa lalu mereka yang cukup kelam. Jika saya membandingkannya dengan Naruto atau Asta yang ada di Anime Black Clover, baik Naruto maupun Asta seakan menikmati hari-hari dengan ceria sebagai anak nakal dan jahil, meski dengan masa lalu mereka menyedihkan. Adapun baik Tanjiro maupun Deku nampaknya seperti tokoh yang identik satu-sama lain dan hanya berbeda anime.
(Damar Pratama Yuwanto)
Post a Comment