RajaBackLink.com

Selama Pandemi Covid-19, Jangan Lupakan Sinar Matahari Pagi

Sinar matahari pagi mengandung vitamin D (ilustrasi/pixabay)

Ada sejumlah laporan yang menyebutkan bahwa vitamin D dapat membantu mengurangi risiko terjangkit virus corona atau Covid-19. Beberapa studi tersebut sedang berlangsung. Namun demikian, saat ini tidak ada cukup bukti untuk mendukung penggunaan vitamin D guna mencegah atau mengobati paparan virus corona.

Agar tetap sehat dan jauh dari penyakit apapun, termasuk Covid-19, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi dan memenuhi kebutuhan vitamin, termasuk vitamin D.

Vitamin D biasa didapatkan dengan mudah dari sinar matahari yang setiap hari muncul di pagi hari. Sehingga wajar selama pandemi, banyak orang yang memilih berjemur matahari pagi. Namun demikian, kadang cuaca di luar rumah mendung dan tidak bersahabat sehingga cahaya matahari tak cukup menyinari.

Menurut situs Metro, pada Minggu, 14 Februari 2021, para ahli merekomendasikan agar semua orang mengonsumsi suplemen vitamin D di musim penghujan untuk memastikan mencapai dosis 10 mikrogram sesuai yang diperlukan tubuh. Sebab, kekurangan vitamin D dapat memengaruhi tulang, gigi, dan otot manusia.

Ahli gizi dari Inggris, Clarissa Lenherr menyatakan, meskipun vitamin D ditemukan di beberapa makanan, akan sulit mendapatkan cukup vitamin D dari makanan saja. Status vitamin D memengaruhi kesehatan sistem kekebalan manusia dan dengan lebih banyak waktu yang dihabiskan di dalam ruangan dan lebih sedikit perjalanan bakal memengaruhi paparan sinar matahari. Menurut Lenherr, ini menempatkan manusia pada peningkatan risiko tingkat vitamin D yang lebih rendah.

Memiliki cukup vitamin, kata Lenherr, penting untuk membantu seluruh tubuh berfungsi dengan baik. Ia menambahkan, vitamin D berperan dalam segala hal mulai dari kesehatan tulang dan energi hingga fungsi sistem kekebalan dan suasana hati.

Selama pandemi Covid-19, asupan vitamin D menjadi jauh lebih penting. Oleh karena itu memastikan tingkat vitamin D yang cukup, juga dapat membantu mendukung suasana hati.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kadar vitamin D dapat berdampak pada kondisi medis seperti multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan infeksi mikroba.

Seorang ahli nutrisi dan suplemen Julie Birch mengatakan, ada dua jenis vitamin D, yaitu D2 dan D3. Saat mencari kapsul, sebaiknya fokus pada jenis yang terakhir. Meskipun bisa mendapatkan beberapa dari makanan, kecil kemungkinan vitamin D akan mencapai jumlah yang disarankan hanya dari itu.

Menurut Birch, Vitamin D3 disintesis di kulit melalui paparan radiasi UVB, sementara vitamin D2 diproduksi di berbagai bahan tanaman, ragi, dan jamur saat terkena radiasi UVB. Manusia bisa mendapatkan kedua jenis makanan ini dengan mengkonsumsi produk hewani atau tumbuhan yang mengandung keduanya.

Birch menekankan, vitamin D3 adalah bentuk terbaik vitamin D. Sebab, vitamin D3 diketahui dapat meningkatkan fungsi sel kekebalan tubuh termasuk sel-T dan makrofag yang penting dalam memerangi patogen tubuh. Vitamin D3 juga berperan dalam menguatkan respons imun tubuh terkait peradangan.

(nnn)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.