Menikmati Kota Rio de Janiero dari Kaki Cristo Redentor
Kota Rio de Janeiro, Brasil, dilihat dari puncak Gunung Corcovado. |
Tak sulit untuk mencapai lokasi Cristo Redentor meski patung itu berada pada ketinggian 710 meter. Agaknya, Pemerintah Brasil telah mempersiapkan diri sejak lama agar dua lokasi favorit, Copacabana dan Cristo Redentor, mudah dijangkau turis.
Di Rio de Janeiro, hampir semua bus melalui rute ke Copacabana. Tapi, untuk menuju Cristo Redentor agak berbeda. Dibutuhkan sedikit perjuangan dan uang lebih untuk mencapai puncak gunung itu.
Jika datang terlambat, jangan harap bisa menggunakan vertical cog train dari Stasiun Largo do Machado dengan tarif 50 reais atau sekitar Rp 275 ribu. Sekitar pukul 14.00 saja, loket vertical cog train sudah ditutup karena dipenuhi pengunjung. Tapi, bagi turis yang gagal naik train masih mungkin mendaki puncak Gunung Corcovado. Ada alternatif transportasi di luar stasiun, yakni menggunakan extra van dengan tarif 51 reais atau sekitar Rp 280 ribu.
Perjalanan dari Largo do Machado ke puncak Gunung Corcovado membutuhkan waktu tak terlalu lama, sekitar 30 menit. Saat melakukan pendakian, para pengunjung sudah mendapat sajian pemandangan indah Kota Rio de Janeiro.
Tapi, jangan kaget setibanya di puncak. Para turis harus mengantre panjang mendaki ratusan anak tangga sepanjang sekitar 100 meter untuk mencapai patung Cristo Redentor. Untunglah sesampainya di puncak, kelelahan saat mendaki segera terbayar dengan mata yang dimanjakan pemandangan menakjubkan.
Rio de Janeiro dari atas Gunung Corcovado terlihat amat menawan. Sebuah kota dengan lanskap yang sangat lengkap. Ada pantai Ipanema dan Copacabana dengan pasir putihnya, bukit-bukit hijau di sepanjang kawasan hutan Tijuca, pegunungan cokelat hijau Sugarloaf, gedung-gedung pencakar langit, rumah-rumah yang menempel bukit, jembatan yang membelah Teluk Guanabara Rio-Niteroi, danau biru Lagoa Rodrigo de Freites, dan tentu saja stadion legendaris; Maracana.
Tepat di bawah patung Cristo Redentor yang merentangkan tangannya, ratusan turis sibuk berpose mengabadikan diri. Ada pula yang sekadar melihat hamparan Kota Rio de Janeiro dari samping patung Cristo Redentor yang mulai dibangun pada 1922. Di sisi tangga juga tersedia beberapa kafe dan toko-toko suvenir khas tentang Cristo Redentor yang berdiri sejak masa kejayaan gerakan Art Deco.
Tak hanya saat naik, saat turun pun, semua pengunjung harus rela mengantre. Pun, saat hendak pulang dengan mengendarai train maupun menumpang extra van, semuanya harus mengantre. Berbaris hingga ratusan meter. Tapi, wajah-wajah puas dan gembira tersirat jelas. Mungkin, Rio de Janeiro akan selalu dikenang sebagai salah satu kota terindah yang pernah disinggahi wisatawan.
Post a Comment