RajaBackLink.com

Mengapa Saat Bosan Waktu Terasa Lamban dan Saat Senang Waktu Terasa Cepat?

(Waktu yang relatif/Foto: Pixabay)

Setiap manusia punya jatah waktu yang sama setiap hari, yakni 24 jam. Waktu pada dasarnya memang berlalu dengan kecepatan yang konstan setiap saat. Kekacauan yang mungkin terjadi pada laju waktu hanya sekitar satu detik per 300 juta tahun.

Namun persepsi manusia terhadap waktu sangat dipengaruhi oleh tingkat fokus, keadaan fisik, dan suasana hati. Ketika kita bosan, waktu seolah terasa panjang dan tanpa akhir.

Dalam keadaan yang lain, waktu bisa terasa sangat cepat, misalnya bagi orang-orang yang sedang melakukan kegiatan menyenangkan. Waktu bisa terasa berjalan lebih cepat dari biasanya.

Fenomena ini ternyata berkaitan dengan persepsi otak terhadap waktu. Persepsi otak terhadap waktu dipengaruhi dengan ekspektasi.

"Setiap pikiran memiliki cakrawala yang beragam," ujar ahli neurosains dari Columbia University Irving Medical Center, Dr Michael Shadlen, seperti dilansir Live Science belum lama ini.

Ketika seseorang merasa sangat senang terhadap sesuatu, otak akan melihat cakrawala yang dekat dan cakrawala yang jauh. Hal ini membuat waktu tampak berlalu dengan sangat cepat.

Ketika seseorang bersenang-senang, sel-sel di otak akan menjadi lebih aktif sehingga melepaskan banyak dopamin (senyawa alami tubuh yang memiliki peran penting pada proses pengiriman sinyal di dalam otak). Akibatnya, otak melihat waktu berlalu lebih cepat dari seharusnya. Sebaliknya, saat merasa tidak senang, sel-sel di otak ini tak melepaskan banyak dopamin sehingga waktu terasa berjalan lamban.

Teori lain, persepsi seseorang terhadap durasi waktu berkaitan dengan cara otak menyimpan memori pada saat itu. Jaringan saraf yang menyimpan memori baru lebih padat dibandingkan jaringan saraf yang berurusan dengan memori yang tidak baru.

Sebaliknya, ketika merasa bosan, seseorang cenderung hanya akan mengantisipasi cakrawala paling dekat. Misalnya melihat akhir demi akhir sebuah kalimat dibandingkan akhir sebuah cerita dalam buku. Akibatnya, waktu akan terasa berlalu sangat lambat.

Sebagai contoh, seseorang akan merasa waktu berlalu cukup lambat ketika melakukan penerbangan jangka panjang ke suatu lokasi untuk pertama kalinya. Namun ketika melakukan perjalanan yang sama untuk kedua atau ketiga kalinya, penerbangan jangka panjang itu akan terasa lebih singkat.

Ketika mengingat hal-hal di masa lalu, kita akan merasa waktu di masa lalu kita lebih lambat dan waktu yang sedang kita jalani menjadi lebih cepat. Beragam hal yang ditemukan anak-anak merupakan pengalaman dan memori baru. Dari masa kecil hingga beranjak dewasa, kita akan mengalami banyak hal-hal baru dan belajar banyak hal.

Namun ketika sudah dewasa, manusia cenderung mengalami banyak hal atau kejadian yang serupa berulang kali sehingga tak banyak memori baru yang dibentuk. Waktu pun cenderung terasa lebih cepat berlalu seiring dengan bertambahnya usia.

Apalagi, ketika dewasa, kehidupan kita akan semakin rutin. Tak heran bila orang dewasa lebih banyak mengeluh tentang waktu yang berlalu lebih cepat.

(Dinar K Dewi)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.